Final End "Kerinduan"


“Syfa.. maafin kakak ya. “ ia mengucapkan kata-kata itu perlahan dan langsung tak saadarkan diri..
“Syfa kamu gak kenapa-napa kan?” Tanya kak Haikal panic
Aku menggeleng.. aku masih terfikir dengan ucapan orang ini.
“ya udah kita bawa dia ke rumah sakit, “ ucap Raya
Kami bergegas ke rumah sakit, sampai di rumah sakit orang ini langsung di tangani oleh medis.. aku mengabari orang tua ku. Dan  mereka segera datang.. aku duduk di samping kak Haikal.
“Kak, apa itu tadi kak Deniq?” Tanya ku
“kok kamu bisa bilang gitu?”
“tadi dia nyebut nama Syfa kak.. dia bilang maaf ama Syfa.. kak kalau dia benar-benar kak deniq, Syfa gak bisa maafin diri Syfa karena udah buat kak Deniq kayak gini. “ jelas ku terisak
“ya udah kita doa aja ya, semoga dia baik-baik aja, kalau dia emang kak Deniq kita harus bisa tenang dan selalu berdoa. “
Dokter keluar dari ruangan ICU..
“dok gimana keadaan pasien yang didalam?” Tanya kak Haikal
“Syukurlah luka nya tidak terlalu parah jadi, dia bisa di pindahkan ke ruang perawatan. Kalian jangan khawatir.”
Aku dan yang lain bisa tenang, saat di pindahkan ke ruangan perawatan, aku langsung melihat siapa sebenarnya yang menolong ku. Saat itu aku baru ingat aku membawa tasnya, tanpa sengaja aku menjatuhkannya dan isi didalam nya berserakan . dan hal yang mengejutkan ku ada sebuah lukisan yang sama persis dengan yang dimiliki Risailah, bedanya setiap lukisan orang yang didepan ada nama nya yaitu. Deniq, Haikal dan nama ku Syfa. Dan saat itu aku yakin itu adalah Kak Deniq, saat masuk ruangan aku memeluk kak Deniq dterisak tangis.
“Kak Deniq, Syfa kangen dengan kakak. “ ucap ku
“Syfa.. “ ucap nya perlahan aku melihat nya.
“ia kak, ini Syfa.. “
“maafin kakak ya.. ia membelai rambut ku.
“kak Deniq. “ ucap kak Haikal saat ia masuk ke ruangan itu
“Haikal.. maafin kakak ya, kakak gak bisa jadi kakak yang baik buat kalian berdua.. kakak bener-bener merasa menjadi kakak yang egois.” Ia menangis
“gak kak, walaupun pernah terfikir kalau kakak tak pernah peduli dengan kami, tapi kami tak menyangka kalau kakak selalu memperhatikan kami dari jauh. Kenapa kakak tidak menyapa kami, kenapa kakak gak mau ketemu dengan kami.” Ucap kak Haikal
Aku hanya bisa diam menangis bahagia, akhirnya aku dan kedua kakak ku bisa bersama lagi
“maafkan kakak, kakak takut kalian tak bisa menerima kakak, karena tega memberikan kalian kepada orang lain.”
“ya udah kak yang penting kita bertemu lagi, dan kakak janji ya jangan tinggalin kita lagi, kita bakal sama-sama lagi. “ ucap ku
Kak Deniq mengangguk tersenyum.. akhirnya Kerinduan yang kami rasakan terbalaskan, kami bisa bersama lagi. Kami membuka lembaran baru, walau kami tak satu rumah lagi karena menghargai orang tua ku dan kak Haikal, namun kami tetap sering bersama dan membuka usaha buat kak Deniq melukis. Kerinduan yang selalu hadir di setiap saat hari ku kini telah bisa terobati, terimakasih Tuhan karna menemukan kami lagi dalam keadaan yang baik.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Genei Ryodan

Nobunaga Hazama